open source

Rabu, 26 Januari 2011
Open source menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Penggunaannya seakan menjadi suatu regenerasi baru yang membawa angin segar bagi dunia teknologi. Seperti sebuah kemerdekaan baru yang dapat menghasilkan banyak pencerahan. Sebenarnya apa arti open source itu sendiri? Kegunaan apa yang ia miliki sehingga menjadi sorotan dunia teknologi?
Secara etimologi, open source terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu "open" yang berarti "buka", dan "source" yang berarti "sumber". Selanjutnya diartikan sebagai perintah-perintah program atau bahasa pemrograman yang tersedia secara gratis berikut dengan kode-kode dari bahasa pemrograman yang digunakan dan untuk digunakan oleh kalangan luas. Boleh dimodifikasi dan digunakan oleh siapa saja.
Di antara banyak kegunaan yang diperoleh dari open source ini, dalam dunia pendidikan khususnya, ada banyak kemudahan yang dapat kita rasakan.Dengan adanya open source maka pelajar, mahasiswa ataupun pendidik tidak lagi mempelajari sesuatu secara teoritis namun mereka pun dapat mempraktikkannya. Sebagai contoh dalam bidang ilmu komputer, pada saat mempelajari mata kuliah Sistem Operasi, maka mahasiswa dan dosen dapat secara bersama-sama mempelajarinya dengan cara mengupas secara tuntas Sistem Operasi GNU/Linux ataupun sistem operasi open source lainnya, sehingga mahasiswa dan dosen tidak hanya tahu teori, namun juga tahu penerapannya dalam dunia nyata. Kemudian dengan menginstalasi sistem operasi open source, misalnya GNU/Linux, seseorang umumnya telah memperoleh aplikasi-aplikasi yang cukup lengkap, sehingga ia tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membelinya.
Namun sayangnya, masih banyak yang belum paham mengenai penggunaan open source ini. Software-software open source kabanyakan hanya diketahui oleh sebagian orang saja, apalagi di negara Indonesia tercinta ini. Akibatnya, masyarakat secara umum belum mengetahui gerakan ini. Ketidaktahuan ini menyebabkan masyarakat lebih memilih software-software propietary yang umumnya lebih dikenal, mudah didapat, dan murah harganya (tentu, karena produk bajakan)
Berkat kemudahan memperoleh software-software proprietary bajakan, para mahasiswa dan dosen tidak merasa perlu menggunakan software-software open source, karena tidak ada paksaan. Akibatnya mereka tidak menghargai software-software open source, meskipun software-software tersebut sangat baik. Selain itu, di dalam diri mereka tidak ada niat untuk memberikan sesuatu kepada masyarakat, yang mereka utamakan adalah bagaimana cara memperoleh uang. Bila hal ini terus terjadi, maka di masa mendatang, dunia pendidikan Indonesia akan sangat tertinggal dari negara-negara lain yang menggunakan software-software open source. Karena dengan menggunakan software-software open source dunia pendidikan akan memperoleh manfaat.
Untuk itu mari kita memerdekakan pendidikan Indonesia, salah satunya dengan mempublikasi open source di masyarakat luas, di kalangan pelajar, kalangan mahasiswa yang merupakan bibit-bibit pembangun negara.

0 komentar:

Posting Komentar